Rabu, 18 Maret 2009







SELARIK PUISI DUKA

Selarik puisi duka kutulis untukmu
Bait-baitnya adalah air mata
Aksaranya serpihan hati yang terluka
Selarik puisi duka kutulis untukmu
Penuh doa agar engkau membacanya
Mengejawantahkannya
Bila kau muak, bertambahlah dukaku
Selarik puisi duka kupersembahkan untukmu
Dengan air mata
Minus tawa
Tanpa senyum
Puisi dukaku telah kau terima
Ia merasukimu
Meluruhkan tirani hatimu
Adakah kau memahami dukaku

Gelanggang ilalang tumbuh di atas karang
Angin menderu melaju bagai peluru
Hati terlarut, bergelut tak bermaksud
Masa lalu yang suram tlah membuatku karam

Pupuslah sudah asaku
Tinggallah sembilu yang meracun di kalbu
Hingga lahirlah kata tanya,
Sampai kapan aku begini?

Keputusasaannya kini mungkin tlah berangsur sirna, kesadaran akan penghambaan nya kepada Tuhan mulai tampak dari puisinya yang ini....

Kini tibalah saat kududuk bersimpuh
Menekuk dagu dan wajah
Merunduk, bercermin pangku
Mata terpejam, linangkan air duka
Hati tertatih renungi penyesalan tak berujung
Ragaku luka, jiwaku berlumur dosa
Andai Engkau bersedia menerima
Satu kata yang kupinta
Aku ingin bertobat

Tidak ada komentar: